This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

SAY NO TO PACARAN...!!!



Assalamu’alaikum...Lama nih kayaknya nggak corat-coret di blog sendiri. Maklum, kegiatan kuliah ane sekarang padat B.G.T. Tapi walaupun padat tetep ane sempetin buat isi-isi blog, hitung-hitung sekalian curcol gitu. Kali ini mungkin bisa dibilang ane tuch mau curhat. Kayaknya apa yang ada di dalam hati ini udah numpuk banget sehingga banyak yang harus diungkapkan.hehehehe..
Seringkali teman-teman ana tuh tanya (dulu seh awal-awal kuliah) “kapan mau pacaran?”, “kok sampek sekarang belum pacaran juga seh?” sampai bingung gimana mau jawabnya. Dan sampai sekarang, ana masih sering kesindir sama temen-temen kalau lagi ngomongin masalah pacaran. “Kayak pernah ngerasain aja sich”, “Mang pernah pacaran kamu” (hohhoh..jadi kesannya sok tau, tapi memang kalau diamati memang seperti itu). Mungkin ada yang bilang kalau ana ini kolot, sok, ataupun terlalu polos untuk hal-hal yang berbau cinta-cintaan alias pacaran. Sama seperti remaja pada umumnya, cewek biasa, pernah juga merasakan yang namanya suka atapun perasaan semacam mengagumi lawan jenis, tapi untuk hal yang lebih lanjut lagi ana nggak kepikiran.

Sewaktu di ma’had (pondok) sering ana dengar kalau pacaran itu tidak diperbolehkan kecuali setelah menikah. Kadang ana juga mikir, apa sih enaknya pacaran? Belum tentu pacar itu nanti adalah suami kita. Apa nggak malu kalau ternyata nanti dia bukan jadi suami kita? Ya kalau memang keduanya bisa sama-sama jaga & yakin, kalau nggak gimana hayo?? Ada beberapa alasan yang buat ana agak anti sama yang namanya pacaran.
1.      Menurut ana pacaran itu termasuk dari zina. Bisa jamin nggak sih kalau pacaran itu nggak ada niat pegang tangan dll...???  Eits, yang namanya zina itu nggak cuma hal-hal yang gitu aja lho, ada zina mata, zina hati, zina telinga, zina mulut dll.
2.   Di usia ana saat ini, yang masih suka kemana-mana, yang masih suka main, ana belum siap buat berbagi waktu & kehidupan ana buat orang lain, selain teman & keluarga lho ya.
3.      Berhubung ana ini orangnya agak cuek, ana nggak telaten buat memperhatikan orang lain. Jauh-jauh memperhatikan, yang namanya SMS dan telepon dari temen-temen ana aja kadang malah jarang yang ana balas. Hehhehe maaf lho ya, bukannya menyepelekan, Cuma yang namanya SMS, ana nggak telaten ditambah lagi keypad handphone ana tuch keras, tambah malas dua kali.
4.   Kalau alasan yang satu ini mungkin agak berat (heheh..lebih berat dari batu). Wwaktu yang saat ini ada, ana gunakan untuk memperbaiki diri ana. Masih banyak kekurangan-kekurangan pada diri ana, dalam hal agama terutamanya. Bukankah Allah telah menjelaskan laki-laki yang sholeh untuk perempuan yang sholehah juga. Untuk itu, sekarang ana masih dalam tahap perbaikan kualitas diri agar nantinya bisa dapat laki-laki yang sholeh juga (my wish in every prayer -_-).
Terus kalau ditanya temen-temen, maunya laki-laki yang kayak gimana. Jawabannya pasti bikin temen-temen geleng-geleng kepala. Lagian jawabnya gini:
1.      Ikhwan-ikhwan. Yang ku maksud disini kayak mas-mas rohis gitu. Pendalaman agamanya tinggi, sholeh, rajin sholatnya, ngajinya juga bagus. Dulu ana pernah bilang, kalau bisa teman satu pondok, tapi ternyata nggak semua anak pondok bisa istiqomah. Malah mungkin yang dapat hidayah itu yang backgroundnya bukan anak pondok, kayak anak-anak yang sekolah di luar dan suka mengikuti kajian-kajian dll. Additional information aja nih, ikhwan dengan sedikit jenggot di dagu, bercelana kain nggak cingkrang, pakai baju taqwa akan terlihat sangat sempurna di depan akhwat-akhwat.
2.  Pintar & cerdas. Ana pernah dengar kalau anak itu mengikuti gen bapaknya, kalau bapaknya pintar insyaAllah anaknya juga pintar asalkan juga ada usaha dari si anak. Bukan berarti si ibu juga nggak usah pintar. Percaya atau nggak, ana juga belum yakin yang penting nanti kedua-duanya juga harus pintar.
3.   Kalau persyaratan yang ini menurut ana relatif, ganteng. Kadang kalau ana lihat ikhwan-ikhwan itu ganteng, tapi kata temen-temen ana itu biasa-biasa aja, sebaliknya kalau ada laki-laki yang menurut temen-temen ana ganteng, malah biasanya ana nggak terlalu suka.
4.      Kaya. Nggak selalu kalau kriteria kaya identik dengan harta. Yang ana maksud disini kaya hati (ramah, rendah hati, sabar, lapang dada, pengertian dan sifat-sifat baik yang lain). Kalaupun kaya hartanya juga alhamdulillah, ladang amalnya jadi terbuka lebar khususnya buat amal and sedekah. Kalau mengharap laki-laki yang sempurna sih menurut ana nggak ada, adanya Cuma di novel-novel teenlit yang sering ana baca aja. Setiap orang pasti punya kekurangan, tergantung bagaimana menyikapi dan memahaminya aja, termasuk ana sendiri lho.
So, menurut ana nggak ada yang salah kalau ana sekarang nggak pacaran dan konsen ke kuliah dulu sambil terus memperbaiki diri. Lagian banyak hal positif yang bisa ana lakukan selain memikirkan hal yang bernama “PACARAN” termasuk nulis-nulis di blog kayak gini. Sekarang, cukup ana tanamkan dalam diri ana bahwa “ALLAH TELAH MENGATUR JODOH UNTUK SETIAP HAMBANYA, USAHA PASTI ADA TAPI TIDAK PERLU BERFOKUS PADA MENCARI JODOH SAJA. DUNIA MASIH LUAS MASIH BANYAK BAGIAN DARI DUNIA INI YANG BELUM KITA JELAJAHI”


0 komentar:

Posting Komentar