This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Part II Sandal Ane Dighosob Santri Putra


        Lihat sandal swallow inget jaman kelas 6..

      Kebetulan waktu itu sore-sore kita nih (anak kelas 6) putri disuruh bantu-bantu Mudiroh (Bu Kyai) soalnya waktu itu udah mau lebaran jadi kita bantu-bantu bikin kue di rumah beliau. Maklumlah, kalau udah kelas 6 mah kita lebarannya di pondok, nggak ada yang boleh pulang kampung. Kemarinnya sandalku tu hilang alias dighosob (diambil tanpa ijin/asal dipakai sama orang) ya udah dech akhirnya pakai sandal sisa-sisa, and adanya sandal swallow warna biru udah jelek pula.
     
0 komentar

Part I: Penjara Suci Itu Bernama "ARRISALAH"

       “Pondok” satu tempat yang udah ane mimpi-mimpikan sejak kelas 3 SD. Nggak kebayang rasanya jauh dari orang tua dan keluarga. Nggak cuma sehari dua hari lho, tapi bisa berbulan-bulan. Setelah lulus SD, niat ane udah bulat sebulat bola salju heheh mau masuk pondok, tapi buat formalitas aja ane juga ikut tes masuk SMP Negeri, and alhasil ane diterima. Wah sempat galau juga nih, milih SMP Negeri I Ponorogo atau masuk pondok. Wajarlah galau, soalnya itu sekolahan favorit banget ketika jaman ane SD dulu. Semuanya kembali ke ane lagi, mana yang seharusnya ane pilih. Dan akhirnya pilihan ane jatuh ke “PONDOK”. Maunya sich di pondok yang jauh dari rumah, nggak satu kota sama rumah, tapi gara-gara sering sakit-sakitan akhirnya dimasukin pondok yang agak jauh dari rumah tapi masih dalam satu kota. “ARRISALAH”, pondok yang bakal jadi tempat ane selama beberapa tahun ke depan. Hiks...hiks...sedih banget kalau inget pas dulu ane mau masuk pondok, lihat ibu ane nangis sebelum berangkat ngantar ane masuk pondok. Gimana ane nggak ikutan nangis coba...?? Waktu itu, pertama kalinya ane pergi ke tempat asing yang belum pernah ane kunjungi terus lama pula. Ibu mana yang tega pisah sama anaknya.. T.T (Jangan ikutan nangis lho)
         Lek inget pasti mbrebes mili dech air matanya. Makan siang pertama kali di pondok lauknya sayur terong plus kerupuk putih satu doank, ditunggui ibu ane lagi. Hadeh, tambah nggak kuat lagi pengen nangis rasanya. Tapi kalau nggak gitu, nanti pasti ane nggak bisa pisah sama orang tua, kapan mandirinya kalau gitu terus.
         
0 komentar

Suasana Desa di Tengah Perumahan Kota Araya "TAMAN INDIE"

                                                  
         Banyak orang berpikir kalau udah di kota pasti susah menemukan tempat makan yang bernuansa desa. Kebetulan saya pernah mengunjungi tempat makan yang nuansanya desa banget, adem ayem dan ketika anda masuk ke tempat ini anda akan langsung disambut dengan suara lagu-lagu jawa (biasanya sich lagu-lagu yang dipakai orang jawa buat hajatan nikah gitu), ya itulah "TAMAN INDIE". Tempatnya pas buat berkumpul dengan para keluarga dengan sungai yang mengalir di pinggirannya. Tapi, kalau mau makan-makan kesana, anda harus menyiapkan uang yang cukup banyak (maklum makanannya mahal-mahal). Kalau nggak salah kemaren saya habis sekitar kurang lebih Rp 70.000,00 (makan plus minum). Kebetulan waktu itu ditraktir sich jadi saya ya santai-santai aja gitu pesen makanan yang mahal-mahal (karena kebetulan nggak ada yang murah).
                                       
0 komentar

Serakah atau Kepepet ???

Pernah lihat fakta unik seperti gambar di bawah....??? 
                                                          
Gambar ini saya ambil di salah satu sudut kota Malang, tepatnya di pertigaan daerah Belimbing dekat Masjid Sabilillah. Ini merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang terjadi di negara kita, Indonesia. Trotoar yang seharusnya digunakan oleh para pejalan kaki, kini juga dimanfaatkan oleh para pengendara sepeda motor sebagai jalan alternatif ketika terjebak macet.   
Saya sendiri sebenarnya bisa memaklumi kenapa para pengendara sepeda motor tersebut harus melewati trotoar. Terlambat masuk kerja merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Tapi apa salahnya kalau kita juga menghormati para pejalan kaki dan sedikit bersabar ketika terjebak macet.

0 komentar