This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Ghosob...????


Unfamiliar with this word....?????
Pastinya jarang denger yang namanya “GHOSOB”...??? kalau di kalangan luar (luar pesantren maksudnya) kata ini jarang sekali terdengar, namun di lingkungan pesantren ghosob sudah sangat populer sekali malah mungkin menjadi budaya dalam pesantren itu sendiri (Na’udzubillahi min dzalik). Ghosob diartikan sebagai memakai barang orang lain tanpa ijin dari pemilik barang tersebut. Pernah terbesit dalam pikiran saya kalau nggak pernah terghosob (barang kita dipakai orang lain tanpa ijin), kita belum bisa disebut santri. Hahahah..pikiran yang konyol and mbanyol mungkin itu. Tapi, kalau dipikir-pikir lagi memang ada betulnya juga. Kalau ditanya anak-anak yang pernah masuk pesantren alias pernah nyantri, pastinya mereka pernah merasa kehilangan barang-barangnya sewaktu di pondok pesantren. Kehilangan disini bukan dicuri secara sengaja, tapi dipakai orang tanpa sengaja dan lupa untuk mengembalikannya dan si peminjam lupa untuk meminta ijin kepada pemiliknya.


Sewaktu jadi santri, saya pun juga begitu. banyak barang saya yang hilang tanpa diketahui siapa yang meminjam dan nggak balik lagi ke tangan saya, mulai dari sandal jepit sampai pakaian. Sabun cuci saja juga pernah dighosob. Kadang, teman saya yang sangat kesal jika barangnya dighosob dia sampai menyumpahi orang yang mengghosob itu lho. Ckckckc..bayangkan jika ia sampai mendo’akan yang jelek-jelek bisa saja do’anya jadi mustajab karena dia termasuk orang yang terdholimi. Naa’udzubillahi min dzalik jika hal seperti itu terjadi pada diri kita.
Mungkin dalam hati kalian juga bertanya, apakah saya ini juga pernah mengghosob? Jawabannya adalah pernah, apalagi dulu sewaktu kelas-kelas awal alias kelas 1 KMI. Sering sekali ketika saya menjadi korban ghosob, terutama ghosob sandal saya juga mengghosob sandal milik orang lain tanpa pikir panjang. Walaupun begitu, dalam hati saya selalu resah dan kepikiran dengan orang yang sandalnya saya ghosob, seperti muncul perasaan merasa bersalah dan tidak tenang dalam hati. Jika kalian pernah merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan berarti kita masih mempunyai rasa takut kepada Allah, karena hal yang seperti itu (ghosob) merupakan perbuatan dosa, apalagi jika sang pemilik barang tersebut tidak ridho’, bisa saja ibadah kita tidak diterima oleh Allah SWT. Wallahu a’lam bisshowab.
Rasulullah dalam sebuah hadits pernah bersabda:
"Barang siapa yang pernah berbuat dhalim terhadap sesamanya hendaklah meminta dihalalkan sebelum datang hari di mana harta benda tak berharga lagi, sebab pada hari itu orang yang didhalimi akan diambilkan kebaikan dari orang yang mendhalimi sepadan dengan kedhalimannya dan bila kebaikan orang yang mendhalimi telah habis maka kejelekan orang yang didhalimi dibebankan kepada orang yang mendhalimi" (HR Bukhari)
Menurut saya, mengghosob atau memakai barang oranng lain tanpa seizin pemiliknya itu bisa dikatakan dengan syubhat (perkara antara halal dan haram), maksudnya disini adalah belum jelas apakah perbuatan tersebut halal atau haram, tergantung dengan izin dari pemilik barang tersebut. Untuk itu saya sarankan, jika kita mau memakai atau meminjam barang orang lain sebaiknya kita izin terlebih dahulu agar apa yang kita lakukan benar-benar bernilai ibadah dan tidak sia-sia belaka. Kita mulai dengan hal-hal yang kecil terlebih dahulu, sebab dari hal yang kecil itulah bisa timbul hal yang lebih besar lagi. Kita budayakan meminta izin kepada orang lain sebelum kita memakai barang orang lain tersebut.

4 komentar:

ngandhiem mengatakan...

pengen coment aja :P

Unknown mengatakan...

wah sya dereng denger nich lw ghosob, dari smp pei kuliah dipesantren trus,,
dan semoga kebiasaan ghosob dipondok g jd budaya lagi :)

Unknown mengatakan...

dereng = sereng

Risya Lutfiana mengatakan...

hohohoho..semoga aja..bisa jadi jariyatussu' tu ntar..follow blogku ya...

Posting Komentar