Walmart merupakan
perusahaan publik terbesar kedua dari segi aset setelah Exxon. Walmart
didirikan pada tahun 1962 oleh Sam Walton di Amerika Serikat. Ketika usahanya
sudah mulai berkembang pesat di AS, Walmart lalu memasuki pasar internasional
dan mulai mengembangkan usahanya yang difokuskan di Meksiko dan Kanada. Walmart
memutuskan untuk mengembangkan usahanya di Meksiko dan Kanada dikarenakan faktor
kesamaaan budaya, kebiasaan masyarakat, kondisi ekonomi dan lingkungan
masyarakatnya. Selain di Kanada dan Meksiko, Walmart juga melakukan ekspansi di
Amerika Latin karena perusahaan-perusahaan di AS sudah tergabung dalam NAFTA.
Setelah berhasil
mengembangkan ekspansinya di Meksiko, Kanada dan Amerika Latin, Walmart mulai
memasuki pasar Eropa melalui Jerman. Walmart menganggap jika ia berhasil
menaklukan pasar Jerman maka ia dapat menaklukan hampir ke seluruh bagian besar
Eropa. Antara Jerman dan AS terdapat banyak perbedaan, mulai dari budaya
masyarakatnya, peraturan hukum, keadaan ekonomi dan juga kondisi politiknya. Walmart
tidak dapat memahami budaya kerja orang Jerman, dengan tidak menunjuk
perwakilan serikat pekerja. Walmart juga membayar gaji pegawai dengan rendah
karena perbedaan UU tentang buruh. Dan Walmart tidak memenuhi kondisi
lingkungan kerja yang baik sehingga
terjadi pemecatan besar-besaran karena Walmart harus mengurangi beban biaya
pegawai.
Di Jerman,
masyarakatnya tidak menyukai jika orang asing mencampurinya dalam urusan
belanja, sehingga strategi Walmart yang disebut “Ten-Foot Rules” tidak dapat
diterapkan di Jerman. Orang Jerman juga terkesan cuek, sehingga menugaskan
seseorang di pintu untuk mengucapkan selamat datang pun juga tidak ada gunanya.
Selain mengalami kendala pada kebiasaan orang Jerman, Walmart juga memiliki
kendala pada bahasa di Jerman. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang resmi
digunakan di Walmart, petinggi manajemen AS pun juga tidak belajar bahasa
Jerman. Hal seperti ini menyebabkan para pegawai merasa asing, mereka tidak
dapat menyatu dan mudah frustasi, bahkan pegawai Jerman sulit memahami
pronounce atau pelafalan walmart dengan benar.
Banyak hal yang belum
diperhatikan ketika ia ingin memasuki pasar internasional seperti di Jerman.
Walaupun ia berhasil di beberapa negara namun keberhasilan tersebut ditunjang
oleh beberapa kesamaan budaya, peraturan hukum dan kondisi ekonominya. Dan
ketika ia mencoba untuk memasuki pasar lain yang mempunyai latar belakang
budaya yang berbeda, ia belum bisa untuk mempelajari budaya, peraturan hukum,
kondisi ekonomi dan keadaan politik di negara tersebut. Latar belakang budaya
merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu usaha
dalam memasuki pasar internasional. Banyak perusahaan yang mengalami kegagalan
di pasar internasional hanya karena sulit untuk menyatukan dua kebudayaan yang
berbeda.
Seharusnya Walmart
dapat mempelajari dan mengenali kondisi dan budaya di Jerman sebelum ia
memutuskan untuk memasuki pasar di Jerman dan kemudian menyesuaikan manajemen
perusahaannya dengan budaya dan kondisi di negara itu. Banyak hal yang
seharusnya ia perhatikan, seperti budaya, lingkungan bisnis, kondisi ekonomi
dan keadaan politik. Jika Walmart dapat melakukan hal tersebut, maka ia akan dengan
mudah mendapatkan tempat di hati masyarakat di Jerman. Walaupun Walmart
menggunakan budaya yang berlaku di Jerman tetapi nama dan produk “Walmart” masih
memiliki ciri khas dari negara asalnya yaitu AS.
Selain faktor budaya, peraturan
hukum juga dapat menunjang keberhasilan dalam bisnis internasional. Peraturan
hukum di AS tentang buruh dan pegawai sangat longgar, sehingga Walmart dapat
membayar gaji pegawainya dengan rendah. Sedangkan di Eropa, UU tentang
perlindungan buruh sangat diperhatikan sehingga para buruh dan pegawai tidak
terima jika ia digaji dengan bayaran rendah. Memberikan upah yang sebanding
dengan yang para buruh dapatkan dari negaranya sendiri seharusnya menjadi perhatian kedua Walmart
ketika ia memasuki pasar di Jerman. Bagaimanapun juga Walmart tidak bisa
menyamakan UU di negaranya dengan di Jerman.
Membina hubungan yang
baik dengan suppliernya di Jerman juga merupakan hal yang harus dilakukan
Walmart untuk memperbaiki kegagalannya di Jerman. Supplier Walmart di Jerman
tidak menyukai distribusi secara sentralisasi, mereka lebih menyukai distribusi
secara desentralisasi. Walmart juga dapat memperbaiki kegagalannya dengan cara
memfokuskan pengurangan biaya modal daripada ia membuka supercenter dan
memfokuskan membuka toko yang lebih kecil di daerah-daerah kecil di Jerman.
Sebelumnya Walmart juga
mengalami masalah dalam mengakuisisi beberapa perusahaan di Jerman. Ia
mengalami kegagalan ketika berusaha untuk menyatukan dua perusahaan yang
memiliki sistem pengambilan keputusan yang berbeda (sentralisasi dan
desentralisasi). Walmart memiliki peluang untuk memperbaiki usahanya di Jerman
dengan tidak mengakuisisi perusahaan lain dan dia hanya perlu fokus pada
stabilisasi bisnisnya saja.
Sebelum memasuki pasar
internasional, mengenali faktor-faktor kesuksesan pada perusahaan sendiri
ketika di pasar lokal merupakan hal yang penting. Setelah mengenalinya,
kemudian menganalisis apakah ia dapat merealisasikannya di tempat baru. Ketika
memutuskan untuk mencoba, ia harus mencoba sebaik mungkin, dan secepatnya
mundur bila gagal. Keputusan untuk memasuki pasar baru juga harus diiringi
dengan keberanian, keberanian untuk mengambil resiko dan keberanian mundur bila
gagal.
0 komentar:
Posting Komentar