“Pondok”
satu tempat yang udah ane mimpi-mimpikan sejak kelas 3 SD. Nggak kebayang
rasanya jauh dari orang tua dan keluarga. Nggak cuma sehari dua hari lho, tapi
bisa berbulan-bulan. Setelah lulus SD, niat ane udah bulat sebulat bola salju heheh mau masuk pondok,
tapi buat formalitas aja ane juga ikut tes masuk SMP Negeri, and alhasil ane
diterima. Wah sempat galau juga nih, milih SMP Negeri I Ponorogo atau masuk
pondok. Wajarlah galau, soalnya itu sekolahan favorit banget ketika jaman ane SD
dulu. Semuanya kembali ke ane lagi, mana yang seharusnya ane pilih. Dan
akhirnya pilihan ane jatuh ke “PONDOK”. Maunya
sich di pondok yang jauh dari rumah, nggak satu kota sama rumah, tapi gara-gara
sering sakit-sakitan akhirnya dimasukin pondok yang agak jauh dari rumah tapi
masih dalam satu kota. “ARRISALAH”, pondok yang bakal jadi tempat ane selama
beberapa tahun ke depan. Hiks...hiks...sedih banget kalau inget pas dulu ane
mau masuk pondok, lihat ibu ane nangis sebelum berangkat ngantar ane masuk
pondok. Gimana ane nggak ikutan nangis coba...?? Waktu itu, pertama kalinya ane
pergi ke tempat asing yang belum pernah ane kunjungi terus lama pula. Ibu mana
yang tega pisah sama anaknya.. T.T (Jangan ikutan nangis lho)
Lek inget
pasti mbrebes mili dech air matanya. Makan siang pertama kali di pondok lauknya
sayur terong plus kerupuk putih satu doank, ditunggui ibu ane lagi. Hadeh, tambah
nggak kuat lagi pengen nangis rasanya. Tapi kalau nggak gitu, nanti pasti ane nggak bisa pisah sama orang tua, kapan
mandirinya kalau gitu terus.
Dan sampai seminggu di pondok, ane nangis terus dan selama itu juga bapak ane jengukin terus setiap hari, hanya sekedar buat lihat ane ataupun ngantarin lauk aja. Sedih banget nggak sich kalau membayangkan orang tua berkorban banyak buat kita, mengorbankan perasaan, tenaga dan waktunya hanya buat kita. Sedangkan kita hanya memikirkan kehidupan and kesenangan kita sendiri.
Di pondok, kalau ada santri baru pasti ada khutbatul 'arsy atau bisa disebut kayak pekan perkenalan santri baru. Acaranya macam-macam, kayak lomba antar asrama santri, lomba antar konsulat (daerah/provinsi) santri-santri, lomba antar kelas termasuk santri baru. Tapi yang paling kuingat lomba-lomba antar konsulat. Disitu ane mulai kenal banyak teman dari berbagai kota di Jawa Timur, karena ane ikut konsulat Jawa Timur. Di akhir pekan perkenalan santri, ada tausiyah atau nasehat penting dari Mudir (Pak Kyai) untuk para santri terutama santri-santri baru. Yang paling ane inget dari pesennya Pak Kyai itu yaitu "BARANGSIAPA MEMAKSA DIRI UNTUK BISA MUSTAHIL TAK AKAN BERHASIL" dan "MAN JADDA WAJADA, BARANGSIAPA YANG BERSUNGGUH MAKA DAPATLAH IA". Kata-kata Mudir yang itu paling mengena banget di ane. Beliau juga menasehati santri-santri baru supaya mau bersabar dan membetah-betahkan diri selama di pondok, karena kita sudah jauh dari orang tua maka akan sangat sia-sia kalau kita di poondok nggak mau bersungguh-sungguh dan hanya bermalas-malasan aja di asrama. Mulai saat ituu, ane benar-benar pengen belajar sungguh-sungguh di pondok dan memanfaatkan waktuu sebaik mungkin. Setelah seminggu, akhirnya ane udah nggak suka nangis lagi. heehehehehe...
Ini masih
permulaan dari sekian banyak cerita ane selama jadi santri. makanya ane bikin
Cerita Santri The Series. See You..!!!
: To be Continued... ^_^
0 komentar:
Posting Komentar