Sumber: Google |
Apa yang anda pikirkan dalam otak anda ketika anda mendengar kata “TEMAN” ? Mungkin anda membayangkan seseorang yang dalam kesehariannya selalu bersama anda, mungkin juga tempat berbagi anda dalam keadaan suka maupun duka atau mungkin orang yang mempunyai banyak kesamaan dengan anda sehingga anda merasa nyaman berada didekatnya dan mengerjakan segala sesuatunya bersama dia. Setiap orang pasti mempunyai persepsi yang berbeda-beda mengenai teman.
Saya sendiri mendapatkan beberapa definisi dari berbagai sumber yang saya baca. Diantara definisi teman adalah keluarga yang kita pilih untuk diri kita sendiri (family we chose for ourselves). Dari KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi teman adalah kawan, orang yang sama-sama bekerja atau berbuat. Dalam Islam, memilih seorang teman yang baik adalah hal yang sangat penting. Rasulullah saw. menjadikan seorang teman itu sebagai patokan atas baik buruknya agama seseorang. Rasulullah saw. bersabda,
"Seseorang berada di atas
agama temannya, oleh karena itu hendaknya seseorang di antara kamu melihat
dengan siapa dia bergaul. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi,
Hakim dengan sanad yang saling menguatkan satu dengan yang lain).
Dalam sebuah hadis lain, Rasullullah saw. menyebutkan peranan dan
dampak seorang teman.
"Perumpamaan teman duduk yang
baik dengan teman duduk yang jahat adalah seperti penjual minyak wangi dengan
pandai besi. Penjual minyak wangi tidak melewatkan kamu, baik engkau akan
membelinya atau engkau tidak membelinya, engkau pasti akan mendapatkan wanginya
yang enak. Sementara pandai besi akan membakar bajumu atau engkau akan
mendapatkan baunya yang tidak enak". (H.R. Muttafaqun Alaih).
Dari kedua hadits di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa teman itu mempunyai pengaruh besar terhadap diri
seseorang. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, tentunya akan membutuhkan
bantuan orang lain, termasuk juga membutuhkan teman dalam berbagi.
Ketika
saya duduk di kelas satu KMI, pernah saya mendengar mahfudzot atau pepatah arab
yang bunyinya:
“Khoirul askhaabi man dalla ‘alal khoiri”
-Sebaik-baiknya teman adalah yang mau
menunjukkan kepada kebaikan-
Mahfudzot yang lain juga berbunyi:
“Shodiiquka man abkaaka laa man adlkhakaka”
-Temanmu adalah yang membuatmu
menangis, bukan yang membuatmu tertawa-
Mahfudzot di atas bukan berarti teman
kita memukuli atau menganiaya kita dulu sehingga kita menangis dan jadilah ia
seorang teman. Bukan begitu..Kalau menurut pemahaman saya, maksudnya itu
seorang teman bukanlah yang selalu membuatmu kita tertawa, membela dan
mendukung kita di saat apapun, tapi adakalanya dia juga menentang kita ketika
kita berbuat salah, mengingatkan kita ketika lalai dan selalu menunjukkan kita
kepada kebaikan dan kebenaran. Teman yang baik juga akan mengajak kita menangis
atas kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa yang telah kita perbuat dan mengajak
kita agar dapat memperbaikinya.
Ketika
saya menulis ini pun, saya juga terinspirasi dari semua teman-teman saya. Tiba
–tiba saja saya teringat semua kenangan bersama teman-teman saya dan
kebaikan-kebaikan mereka. Entah itu
teman dari semasa duduk di bangku sekolah dasar, teman dari pondok
pesantren yang setiap waktunya selama bersama saya selama enam tahun menimba
ilmu, teman di bangku kuliah, maupun teman-teman baru saya (anak-anak BC).
Mereka dengan senang hati membantu dan banyak berbagi dengan kita ketika susah
maupun senang.
Semoga kita
bisa mendapatkan teman yang dapat menunjukkan kita kepada kebaikan dan kita
sendiri bisa menjadi teman yang baik bagi orang lain. InsyaAllah....!!!
*Terinspirasi dari teman-temanku,
terutama ashab ane di KWDJBCJTII.. ^_^
Nice to be familiar with all of
you...Thanks, friends...!!!
0 komentar:
Posting Komentar