Kebetulan waktu itu sore-sore kita nih (anak kelas 6) putri disuruh bantu-bantu Mudiroh (Bu Kyai) soalnya waktu itu udah mau lebaran jadi kita bantu-bantu bikin kue di rumah beliau. Maklumlah, kalau udah kelas 6 mah kita lebarannya di pondok, nggak ada yang boleh pulang kampung. Kemarinnya sandalku tu hilang alias dighosob (diambil tanpa ijin/asal dipakai sama orang) ya udah dech akhirnya pakai sandal sisa-sisa, and adanya sandal swallow warna biru udah jelek pula.
Part II Sandal Ane Dighosob Santri Putra
Label: CERITA ANEKebetulan waktu itu sore-sore kita nih (anak kelas 6) putri disuruh bantu-bantu Mudiroh (Bu Kyai) soalnya waktu itu udah mau lebaran jadi kita bantu-bantu bikin kue di rumah beliau. Maklumlah, kalau udah kelas 6 mah kita lebarannya di pondok, nggak ada yang boleh pulang kampung. Kemarinnya sandalku tu hilang alias dighosob (diambil tanpa ijin/asal dipakai sama orang) ya udah dech akhirnya pakai sandal sisa-sisa, and adanya sandal swallow warna biru udah jelek pula.
Part I: Penjara Suci Itu Bernama "ARRISALAH"
Label: CERITA ANE
“Pondok”
satu tempat yang udah ane mimpi-mimpikan sejak kelas 3 SD. Nggak kebayang
rasanya jauh dari orang tua dan keluarga. Nggak cuma sehari dua hari lho, tapi
bisa berbulan-bulan. Setelah lulus SD, niat ane udah bulat sebulat bola salju heheh mau masuk pondok,
tapi buat formalitas aja ane juga ikut tes masuk SMP Negeri, and alhasil ane
diterima. Wah sempat galau juga nih, milih SMP Negeri I Ponorogo atau masuk
pondok. Wajarlah galau, soalnya itu sekolahan favorit banget ketika jaman ane SD
dulu. Semuanya kembali ke ane lagi, mana yang seharusnya ane pilih. Dan
akhirnya pilihan ane jatuh ke “PONDOK”. Maunya
sich di pondok yang jauh dari rumah, nggak satu kota sama rumah, tapi gara-gara
sering sakit-sakitan akhirnya dimasukin pondok yang agak jauh dari rumah tapi
masih dalam satu kota. “ARRISALAH”, pondok yang bakal jadi tempat ane selama
beberapa tahun ke depan. Hiks...hiks...sedih banget kalau inget pas dulu ane
mau masuk pondok, lihat ibu ane nangis sebelum berangkat ngantar ane masuk
pondok. Gimana ane nggak ikutan nangis coba...?? Waktu itu, pertama kalinya ane
pergi ke tempat asing yang belum pernah ane kunjungi terus lama pula. Ibu mana
yang tega pisah sama anaknya.. T.T (Jangan ikutan nangis lho)
Lek inget
pasti mbrebes mili dech air matanya. Makan siang pertama kali di pondok lauknya
sayur terong plus kerupuk putih satu doank, ditunggui ibu ane lagi. Hadeh, tambah
nggak kuat lagi pengen nangis rasanya. Tapi kalau nggak gitu, nanti pasti ane nggak bisa pisah sama orang tua, kapan
mandirinya kalau gitu terus.
Suasana Desa di Tengah Perumahan Kota Araya "TAMAN INDIE"
Label: Iseng-Iseng
Banyak orang berpikir kalau udah di kota pasti susah menemukan tempat makan yang bernuansa desa. Kebetulan saya pernah mengunjungi tempat makan yang nuansanya desa banget, adem ayem dan ketika anda masuk ke tempat ini anda akan langsung disambut dengan suara lagu-lagu jawa (biasanya sich lagu-lagu yang dipakai orang jawa buat hajatan nikah gitu), ya itulah "TAMAN INDIE". Tempatnya pas buat berkumpul dengan para keluarga dengan sungai yang mengalir di pinggirannya. Tapi, kalau mau makan-makan kesana, anda harus menyiapkan uang yang cukup banyak (maklum makanannya mahal-mahal). Kalau nggak salah kemaren saya habis sekitar kurang lebih Rp 70.000,00 (makan plus minum). Kebetulan waktu itu ditraktir sich jadi saya ya santai-santai aja gitu pesen makanan yang mahal-mahal (karena kebetulan nggak ada yang murah).
Serakah atau Kepepet ???
Label: Iseng-Iseng
Gambar ini saya ambil di
salah satu sudut kota Malang, tepatnya di pertigaan daerah Belimbing dekat
Masjid Sabilillah. Ini merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang terjadi
di negara kita, Indonesia. Trotoar yang seharusnya digunakan oleh para pejalan
kaki, kini juga dimanfaatkan oleh para pengendara sepeda motor sebagai jalan
alternatif ketika terjebak macet.
Saya sendiri sebenarnya bisa
memaklumi kenapa para pengendara sepeda motor tersebut harus melewati trotoar. Terlambat
masuk kerja merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Tapi apa
salahnya kalau kita juga menghormati para pejalan kaki dan sedikit bersabar
ketika terjebak macet.
Langganan:
Postingan (Atom)